Waspada Ledakan Alga Berbahaya di Perairan Indonesia: Dampak Kesehatan dan Lingkungan yang Mengancam

Waspada Ledakan Alga Berbahaya di Perairan Indonesia Dampak Kesehatan dan Lingkungan yang Mengancam

Fenomena ledakan alga atau harmful algal bloom (HAB) semakin sering terjadi di perairan Indonesia, menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan manusia dan ekosistem.

Kondisi ini dipicu oleh kontaminasi air oleh mikroorganisme, terutama cyanobacteria, yang berkembang pesat akibat peningkatan nutrien di perairan.

Dampaknya tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga berpotensi menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.

Fenomena HAB terjadi ketika populasi alga, khususnya cyanobacteria, berkembang secara eksplosif di perairan tawar maupun laut.

Pertumbuhan ini dipicu oleh tingginya konsentrasi nutrien seperti nitrogen dan fosfor yang berasal dari limbah pertanian, domestik, dan industri.

Selain itu, faktor iklim seperti peningkatan suhu air dan sinar matahari yang berlebihan turut memperparah kondisi ini.

Ledakan alga menghasilkan racun yang berbahaya bagi organisme hidup.

Racun ini dapat menyebabkan kematian massal ikan dan biota perairan lainnya, serta mengganggu keseimbangan ekosistem.

Selain itu, HAB juga menurunkan kadar oksigen terlarut dalam air, menyebabkan kondisi hipoksia yang mematikan bagi kehidupan akuatik.

Dampak kesehatan pada manusia akibat paparan HAB sangat beragam.

Gejala yang umum meliputi iritasi kulit, mata, dan tenggorokan, serta gangguan pernapasan seperti batuk dan sesak napas.

Dilansir dari pafikepanambas.org, dalam kasus yang lebih parah, racun dari alga dapat menyebabkan kerusakan hati, mual, muntah, diare, dan bahkan gangguan neurologis.

Paparan dapat terjadi melalui kontak langsung dengan air yang terkontaminasi, menghirup uap air, atau mengonsumsi ikan dan kerang yang terkontaminasi.

Di Indonesia, beberapa perairan telah mengalami kejadian HAB yang signifikan.

Contohnya, Teluk Lampung yang rentan terhadap ledakan alga akibat pencemaran dari limbah domestik dan industri.

Kondisi ini mengganggu aktivitas perikanan dan pariwisata, serta menimbulkan kerugian ekonomi yang besar bagi masyarakat setempat.

Upaya pencegahan dan mitigasi HAB memerlukan pendekatan terpadu.

Pengelolaan limbah yang baik, pengurangan penggunaan pupuk kimia, dan pemantauan kualitas air secara rutin adalah langkah penting untuk mencegah terjadinya ledakan alga.

Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang bahaya HAB dan cara mengidentifikasinya juga sangat diperlukan.

Pemerintah dan lembaga terkait perlu meningkatkan kesadaran dan kapasitas dalam menangani HAB.

Pengembangan teknologi deteksi dini dan sistem peringatan dini dapat membantu dalam mengidentifikasi dan merespons kejadian HAB secara cepat dan efektif.

Kerja sama antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat sangat penting dalam mengatasi masalah ini.

Dalam menghadapi ancaman HAB, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada dan proaktif.

Menghindari kontak dengan air yang terlihat berwarna hijau pekat atau berbau tidak sedap, serta melaporkan kejadian mencurigakan kepada pihak berwenang, dapat membantu mencegah dampak kesehatan yang lebih serius.

Kesadaran dan tindakan kolektif adalah kunci dalam menjaga kesehatan dan kelestarian lingkungan perairan Indonesia.