Puluhan Remaja Serang Warga Gunakan Sajam dan Air Keras di Jatinegara, Jakarta Timur

Puluhan Remaja Serang Warga Gunakan Sajam dan Air Keras di Jatinegara, Jakarta Timur

Aksi penyerangan brutal oleh puluhan remaja mengguncang permukiman padat penduduk di Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur.

Insiden ini terjadi pada Kamis malam, 15 April 2025 dan mengakibatkan sejumlah warga mengalami luka-luka akibat serangan senjata tajam, lemparan batu hingga siraman air keras.

Penyerangan ini memicu perlawanan spontan dari warga dan menyebabkan lalu lintas di sekitar lokasi lumpuh sementara.

Warga Rawa Bunga, yang selama ini hidup tenang di tengah hiruk-pikuk Jakarta, sontak diguncang oleh kemunculan sekelompok remaja yang datang dengan niat merusak.

Kelompok tersebut, diduga berjumlah puluhan orang, melakukan penyerangan secara tiba-tiba ke rumah-rumah warga tanpa provokasi yang jelas.

Serangan dilakukan dengan berbagai alat berbahaya, mulai dari senjata tajam, batu, hingga botol berisi air keras yang dilemparkan ke arah warga.

Dilansir dari pafipcbangkalan.org, sajam hingga air keras bisa menimbulkan dampak serius bagi nyawa manusia.

Ketua RT 01/RW 09, Yusuf, membenarkan bahwa sejumlah warga mengalami luka akibat terkena air keras saat berusaha melindungi diri dan keluarganya.

Ia juga menyebutkan bahwa warga yang tinggal di kawasan tersebut sempat panik dan memilih untuk keluar rumah demi menghindari risiko lebih besar.

Ketegangan meningkat saat warga mulai melakukan perlawanan dan mengejar para pelaku hingga ke jalan utama.

Bentrok pun tak terhindarkan dan menyebabkan lalu lintas di Jalan Basuki Rahmat tersendat total karena sebagian warga memblokir jalan demi menangkal para penyerang.

Suasana mencekam tersebut akhirnya berhasil dikendalikan setelah petugas kepolisian dari Polres Jakarta Timur tiba di lokasi.

Pihak kepolisian bertindak cepat dengan membubarkan kerumunan dan mengamankan sejumlah barang bukti yang tertinggal di lokasi kejadian.

Meski situasi sudah kondusif, warga masih merasakan trauma, terutama mereka yang menjadi korban langsung dalam insiden tersebut.

Hingga saat ini, polisi belum dapat memastikan motif dari penyerangan tersebut.

Namun, dugaan sementara mengarah pada konflik antarkelompok remaja yang meluas ke kawasan permukiman warga.

Petugas dari unit Reserse Kriminal tengah mengumpulkan keterangan dari saksi mata dan menelusuri rekaman CCTV untuk mengidentifikasi para pelaku.

Pemerintah Kelurahan Rawa Bunga turut memberikan perhatian terhadap insiden ini dengan memastikan bahwa korban mendapatkan perawatan medis yang layak.

Salah satu korban, seorang pria paruh baya, mengalami luka di bagian lengan dan wajah akibat terkena cairan kimia yang diduga air keras.

Insiden ini menjadi perhatian serius mengingat penggunaan bahan berbahaya seperti air keras dalam aksi kekerasan tergolong ekstrem dan membahayakan nyawa.

Warga berharap kejadian seperti ini tidak kembali terulang dan meminta aparat untuk meningkatkan patroli di sekitar wilayah Jatinegara, terutama pada malam hari.

Pakar sosial dari Universitas Indonesia menilai insiden ini sebagai gejala meningkatnya agresivitas remaja di perkotaan yang kurang mendapat pengawasan dan arahan.

Ia menyarankan adanya intervensi sosial dari berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan dan komunitas lokal, untuk mencegah eskalasi konflik serupa.

Selain itu, perlu juga dilakukan pendekatan preventif dengan membangun ruang-ruang ekspresi positif bagi remaja agar tidak terseret dalam tindakan destruktif.

Pihak kepolisian menyatakan akan mendalami kemungkinan adanya aktor intelektual di balik serangan tersebut, termasuk keterlibatan geng remaja atau provokator tertentu.

Warga Rawa Bunga kini berharap ada tindak lanjut hukum yang tegas terhadap para pelaku untuk memberikan efek jera dan menjamin rasa aman.

Mereka juga mendesak adanya dialog terbuka antara pihak berwenang dan masyarakat untuk membahas sistem pengamanan wilayah yang lebih efektif.