Kenapa Manchester United Dibenci?

Kenapa Manchester United Dibenci

Berikut ini beberapa alasan kenapa Manchester United dibenci yang sudah dirangkum oleh bolacermat. Manchester United adalah salah satu klub sepak bola paling terkenal di dunia. Berbasis di Old Trafford, Inggris, klub ini memiliki sejarah panjang, basis penggemar global, serta reputasi sebagai salah satu tim tersukses di dunia. Namun, di balik popularitas dan kejayaannya, Manchester United juga merupakan salah satu klub yang paling banyak dibenci oleh fans tim lain. Kebencian ini tidak datang tanpa alasan. Ada berbagai faktor baik sejarah, budaya, maupun perilaku klub dan fansnya yang memicu sentimen negatif terhadap klub berjuluk The Red Devils ini.

Berikut adalah uraian lengkap tentang alasan mengapa Manchester United dibenci oleh sebagian kalangan dari bolacermat.

1. Dominasi yang Terlalu Lama di Liga Inggris

Salah satu alasan utama kebencian terhadap Manchester United berasal dari masa kejayaannya yang luar biasa panjang, khususnya pada era Sir Alex Ferguson (1986–2013). Dalam periode tersebut, United meraih 13 gelar Liga Primer Inggris, 5 Piala FA, dan 2 Liga Champions UEFA. Dominasi yang berlangsung selama lebih dari dua dekade ini membuat banyak fans klub lain merasa frustrasi.

Di dunia olahraga, tim yang selalu menang cenderung memicu rasa muak dari pihak lain—fenomena yang dikenal sebagai "anti-dominasi". Orang-orang pada dasarnya ingin melihat variasi dalam hasil kompetisi. Ketika satu tim terus-menerus menang, tim itu tak hanya dikagumi, tapi juga dibenci.

2. Gaya Kepelatihan Sir Alex Ferguson “Fergie Time” dan Kontroversi Wasit

Sir Alex Ferguson memang jenius dalam membangun tim, tetapi ia juga dikenal sebagai sosok yang penuh tekanan terhadap wasit. Istilah “Fergie Time” bahkan muncul sebagai kritik terhadap tambahan waktu yang dianggap menguntungkan United, terutama saat tertinggal atau imbang menjelang akhir pertandingan.

Banyak fans klub rival menganggap bahwa United sering diuntungkan oleh keputusan wasit. Tuduhan seperti penalti kontroversial, pelanggaran yang tidak diberi kartu, hingga tambahan waktu yang panjang menjadi pemicu tudingan “dibela wasit.”

3. Basis Fans yang Sangat Besar dan Terkadang Arogan

Manchester United memiliki salah satu basis penggemar terbesar di dunia. Dari Asia hingga Afrika, dari Eropa hingga Amerika Latin, penggemar MU tersebar luas. Namun, besarnya basis fans ini juga menyebabkan munculnya citra arogansi terutama dari sebagian penggemar yang terlalu percaya diri atau meremehkan tim lain.

Banyak rival menilai bahwa sebagian fans United terutama yang baru mengikuti karena timnya populer tidak memahami sejarah sepak bola dan hanya ikut-ikutan mendukung tim besar (dikenal sebagai glory hunter). Mereka sering dianggap tidak loyal, hanya hadir saat tim menang dan menghilang saat tim mengalami masa sulit.

4. Rivalitas Sejarah Liverpool, Manchester City, Arsenal, dan Leeds United

Rivalitas Sejarah Liverpool, Manchester City, Arsenal, dan Leeds United

MU punya banyak rival, dan itu juga memperbesar lingkup kebencian terhadap mereka:

  • Liverpool: Sebagai dua tim paling sukses di Inggris, rivalitas United dan Liverpool sangat kuat. Banyak fans Liverpool membenci United karena merebut dominasi domestik pada 1990-an dan 2000-an.
  • Manchester City: Rival sekota ini punya sejarah panjang, dan kecemburuan dari City terhadap dominasi MU menumbuhkan kebencian, terutama sebelum City menjadi kuat secara finansial.
  • Arsenal: Pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, Arsenal adalah satu-satunya tim yang benar-benar menantang dominasi MU. Pertandingan keduanya sering memanas, ditambah persaingan personal antara Ferguson dan Arsène Wenger.
  • Leeds United: Persaingan ini lebih emosional dan berbasis sejarah. Baik MU maupun Leeds berasal dari wilayah utara Inggris dan memiliki sejarah panjang dalam kompetisi dan politik regional.

5. Kepemilikan Klub oleh Keluarga Glazer

Pada tahun 2005, Manchester United diambil alih oleh keluarga Glazer asal Amerika Serikat. Sejak saat itu, banyak penggemar MU sendiri yang marah, karena akuisisi tersebut dilakukan melalui skema leveraged buyout di mana utang perusahaan dibebankan ke klub itu sendiri.

Fans tim lain ikut merasa geli melihat fans MU marah pada pemiliknya, dan menyindir bahwa klub sebesar itu tetap menjadi “korban kapitalisme.” Beberapa melihat United sebagai simbol sepak bola modern yang terlalu dikuasai uang dan bisnis.

6. Dicap Sebagai Klub “Komersial” dan “Mainstream”

MU dikenal sebagai pelopor dalam menjadikan klub sepak bola sebagai merek global. Mereka punya kontrak sponsor besar, seperti dengan Chevrolet, Adidas, TeamViewer, dan lainnya. Bagi sebagian penggemar sejati sepak bola, pendekatan ini dianggap merusak nilai tradisional dalam olahraga.

Manchester United dipandang terlalu fokus pada keuntungan bisnis ketimbang prestasi olahraga, hal yang membuatnya jadi sasaran kritik terutama setelah performa menurun pasca era Ferguson.

7. Kegagalan Pasca Ferguson yang Dielu-elukan Lawan

Setelah pensiunnya Sir Alex Ferguson pada 2013, Manchester United mengalami masa-masa sulit. Berganti-ganti manajer, tidak stabil secara performa dan gagal bersaing untuk gelar liga semua ini menjadi bahan tertawaan fans lawan.

Setelah bertahun-tahun mendominasi dan merendahkan tim lain, kini giliran United yang menjadi bahan olok-olok. Fans rival menikmati setiap kekalahan United karena dianggap sebagai "karma" dari era kejayaannya dulu.

8. Media dan Pemberitaan yang Terlalu Fokus ke MU

Karena basis fansnya yang besar, media baik di Inggris maupun internasional sering memberitakan Manchester United lebih dari klub lain, bahkan ketika klub ini tidak sedang berada di puncak performa. Hal ini menimbulkan kesan bahwa media terlalu "berpihak" dan "mengistimewakan" United, yang memicu kecemburuan dan kebencian dari fans klub lain.

Itulah beberapa alasan kenapa Manchester United dibenci. Manchester United adalah klub besar dengan sejarah panjang dan pengaruh global. Namun, statusnya sebagai klub elite juga menjadikannya sasaran kebencian dari berbagai pihak. Mulai dari dominasi era Ferguson, tudingan wasit yang memihak, hingga citra fans yang arogan dan klub yang terlalu komersia semuanya menjadi alasan mengapa United dibenci.

Tentu, tidak semua kebencian bersifat objektif. Sebagian berasal dari rivalitas sehat dalam sepak bola, sebagian karena kecemburuan, dan sebagian lagi dari pengalaman pribadi fans klub lain. Namun satu hal yang pasti: jika banyak orang membenci, itu juga tanda bahwa klub tersebut penting dan punya pengaruh besar dalam dunia sepak bola.