Kortikosteroid sering kali menjadi andalan dalam pengobatan berbagai penyakit inflamasi dan autoimun.
Namun, penggunaan jangka panjang obat ini dapat membawa dampak serius bagi kesehatan tubuh.
Penting bagi pasien dan tenaga medis untuk memahami risiko yang mungkin timbul agar dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat.
Penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan berbagai efek samping yang memengaruhi hampir seluruh sistem tubuh.
Salah satu dampak yang paling umum adalah penurunan kepadatan tulang atau osteoporosis, yang meningkatkan risiko patah tulang, terutama pada lansia.
Selain itu menurut Pafitapanuli.org, kortikosteroid dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah, yang berpotensi berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Gangguan pada sistem pencernaan juga sering terjadi, seperti ulkus duodenum dan perdarahan saluran cerna, yang dapat menimbulkan nyeri ulu hati hingga muntah darah.
Penggunaan jangka panjang juga dapat menyebabkan penipisan lapisan kulit, memicu mudah memar, serta terhambatnya proses penyembuhan luka.
Selain itu, kortikosteroid dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dengan cara meningkatkan tekanan darah dan kadar lipid dalam darah.
Penggunaan kortikosteroid dalam jangka panjang dapat menekan fungsi adrenal, yang menyebabkan tubuh mengurangi produksi hormon kortisol alami.
Jika penggunaan obat dihentikan secara tiba-tiba, pasien dapat mengalami krisis adrenal, yang ditandai dengan kelelahan, mual, dan tekanan darah rendah.
Selain itu, kortikosteroid dapat menurunkan fungsi sistem kekebalan tubuh, meningkatkan risiko infeksi bakteri, virus, dan jamur.