Efek Obat Ketorolac untuk Nyeri Akut Pasca Operasi dan Cara Menggunakannya

Efek Obat Ketorolac untuk Nyeri Akut Pasca Operasi dan Cara Menggunakannya

Ketorolac merupakan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang umum digunakan dalam penanganan nyeri akut pasca operasi.

Obat ini bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin yang berperan dalam proses inflamasi dan persepsi nyeri.

Penggunaannya yang terbatas dalam waktu tertentu bertujuan untuk menghindari risiko efek samping yang serius, termasuk perdarahan gastrointestinal dan gangguan ginjal.

Dalam dunia medis menurut PAFI Luwuk, ketorolac dikenal sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap opioid dalam penanganan nyeri akut.

Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ketorolac dengan opioid dapat membantu mengurangi dosis opioid yang dibutuhkan pasien, sehingga menurunkan risiko efek samping akibat opioid.

Meskipun demikian, penggunaannya harus tetap diawasi oleh tenaga medis karena risiko efek samping yang cukup tinggi.

Cara Kerja Ketorolac dalam Mengatasi Nyeri

Ketorolac bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase (COX-1 dan COX-2), yang berperan dalam pembentukan prostaglandin.

Prostaglandin adalah zat yang berkontribusi pada proses peradangan, nyeri, dan demam dalam tubuh.

Dengan menghambat enzim ini, ketorolac efektif dalam menurunkan tingkat nyeri dan peradangan pada pasien pasca operasi.

Dosis dan Cara Penggunaan Ketorolac

Ketorolac umumnya diberikan melalui injeksi intravena (IV) atau intramuskular (IM) selama fase awal pengobatan nyeri akut.

Setelah itu, pasien dapat diberikan bentuk oral dalam jangka waktu maksimal lima hari untuk menghindari risiko efek samping yang serius.

Dosisnya harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan rekomendasi dari dokter.

Untuk orang dewasa, dosis ketorolac injeksi biasanya dimulai dari 10–30 mg setiap 6 jam, tergantung pada tingkat keparahan nyeri.

Jika diberikan secara oral, dosis awal biasanya 10 mg, diikuti oleh dosis tambahan 10 mg setiap 4–6 jam jika diperlukan.

Dosis harian total tidak boleh melebihi 40 mg.

Efek Samping yang Perlu Diperhatikan

Seperti obat NSAID lainnya, ketorolac memiliki beberapa efek samping yang perlu diwaspadai.

Beberapa efek samping yang umum terjadi meliputi sakit kepala, pusing, gangguan pencernaan seperti mual dan muntah, serta nyeri di tempat suntikan.

Efek samping yang lebih serius meliputi perdarahan gastrointestinal, gagal ginjal akut, serta peningkatan risiko penyakit kardiovaskular jika digunakan dalam jangka panjang atau dalam dosis tinggi.

Pasien dengan riwayat gangguan lambung, ginjal, atau jantung harus berhati-hati dalam penggunaan ketorolac.

Penggunaan obat ini pada pasien lansia juga perlu diawasi secara ketat, karena mereka lebih rentan terhadap efek samping.

Kontraindikasi dan Peringatan Penggunaan

Ketorolac tidak dianjurkan untuk digunakan oleh pasien dengan gangguan pembekuan darah, tukak lambung, gagal ginjal berat, atau sedang menjalani terapi dengan obat antikoagulan.

Obat ini juga tidak boleh digunakan untuk nyeri ringan atau jangka panjang, karena risikonya yang lebih besar dibandingkan manfaatnya dalam penggunaan jangka panjang.

Selain itu, ibu hamil di trimester ketiga tidak diperbolehkan menggunakan ketorolac karena dapat meningkatkan risiko gangguan pada janin dan persalinan.

Ketorolac vs Opioid: Mana yang Lebih Baik?

Ketorolac sering digunakan sebagai alternatif opioid dalam manajemen nyeri pasca operasi, karena memiliki efektivitas yang tinggi dengan risiko ketergantungan yang lebih rendah.

Dalam beberapa studi, ketorolac terbukti mampu mengurangi kebutuhan opioid hingga 25–50% pada pasien pasca operasi.

Namun, keunggulan ketorolac dibanding opioid bergantung pada kondisi masing-masing pasien, jenis operasi yang dilakukan, serta toleransi individu terhadap obat.

Opioid tetap menjadi pilihan utama untuk nyeri pasca operasi yang sangat berat, tetapi penggunaannya sering kali disertai efek samping seperti mual, konstipasi, serta risiko ketergantungan.

Ketorolac merupakan salah satu obat yang efektif dalam mengatasi nyeri akut pasca operasi dan dapat digunakan sebagai alternatif opioid dalam beberapa kasus.

Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati karena berpotensi menimbulkan efek samping yang cukup serius.

Dosis dan durasi penggunaan ketorolac harus disesuaikan dengan kondisi pasien dan hanya boleh digunakan dalam jangka pendek, tidak lebih dari lima hari.

Konsultasi dengan tenaga medis sangat penting sebelum menggunakan obat ini agar risiko efek samping dapat diminimalkan dan efektivitasnya dapat dimaksimalkan.