Perbedaan Sepak Bola Indonesia dan Eropa

Perbedaan Sepak Bola Indonesia dan Eropa

Berikut ini perbedaan sepak bola Indonesia dan Eropa yang sudah dirangkum oleh www.sportstalkbuzz.com. Informasi ini penting diketahui untuk membantu dalam proses analisa serta mengembangkan sepak bola di tanah air secara signifikan. Dengan begitu, sepak bola Indonesia bisa lebih maju dan bisa bersaing di kancah Internasional.

Seperti yang sudah diketahui bahwa Eropa dikenal sebagai penyumbang juara dan jagoan sepak bola kelas dunia. Bahkan mayoritas klub sepak bola di Piala Dunia akan berasal dari benua Eropa. Sepak bola Indonesia perlu riset lebih dalam untuk pengembangan sepak bola yang lebih baik.

Perbedaan Sepak Bola Indonesia dan Eropa

Berikut adalah beberapa perbedaan sepak bola Indonesia dan Eropa:

1. Taktik Hingga Gaya Bermainan

Perbedaan pertama terletak pada taktik hingga gaya permainannya. Ini menjadi salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh timnas jika ingin mulai membenahi kualitas permainannya.

Eropa memiliki sepak bola yang lebih taktikal. Di mana mayoritas semua tim-tim di Eropa akan fokus pada penguasaan bola hingga strategi permainan yang lebih terencana. Sementara itu, para pemain juga akan dilatih melakukan build-up dari belakang menggunakan umpan-umpan pendek.

Semua latihan yang diberikan oleh pelatih juga memiliki strategi untuk membentuk gaya permainan khas. Pemain juga akan melakukan beberapa taktik sulit untuk menciptakan permainan lebih terstruktur serta efisien.

Sedangkan di Indonesia gaya bermain cenderung mengandalkan tempo, kecepatan dan fisik. Sehingga bisa dikatakan gaya permainan di Indonesia lebih mengandalkan tenaga saja dibandingkan strategi matang.

Banyak pemain memakai umpan panjang serta lebih sedikit melakukan permainan build-up dari belakang. Tentu saja strategi ini akan menciptakan permainan lebih cepat, namun sayangnya kurang terorganisir secara taktis.

2. Mentalitas dan Etika Latihan

Mentalitas dan Etika Latihan

Perbedaan lainnya berasal dari mentalitas pemain serta etika latihan. Di Eropa semua pemain dikenal mempunyai etos kerja sangat tinggi dalam proses latihannya.

Para pemain biasa datang lebih awal serta disiplin dalam setiap sesi latihan yang dilakukan. Bahkan sering kali latihan akan dilakukan menggunakan intensitas tinggi dan mirip dengan atmosfer pertandingan.

Sementara itu, di Indonesia mentalitas dalam latihan cenderung dianggap kurang. Hal tersebut bisa terlihat dari disiplin pemain yang masih sangat rendah dibandingkan dengan Eropa. Banyak ditemui sesi latihan yang biasa serta terasa lebih santai. Jadi tidak ada tekanan untuk kompetisi secara ketat dalam setiap latihannya.

3. Pengalaman Emosional

Selanjutnya dari pengalaman emosional yang ditawarkan. Eropa memiliki sepak bola yang sering kali dianggap lebih profesional. Tim-tim Eropa cenderung fokus kepada hasil dan performa.

Di sisi lain, para pemain di Indonesia merasakan pengalaman sepak bola sebagai sesuai yang intens serta cenderung emosional. Bahkan dukungan dari para penggemar juga akan sangat kuat sehingga menjadikan pemain merasa seperti pahlawan saat bermain untuk tim nasionalnya.

4. Pembinaan Pemain Muda

Program pembinaan pemain muda menjadi salah satu aktivitas yang banyak dilakukan di setiap negara, untuk menemukan pemain berbakat di usia muda. Hal ini juga berlaku di Indonesia maupun Eropa. Meski demikian kedua negara ini memiliki beberapa perbedaan dalam hal pembinaan pemain mudahnya.

Sistem pembinaan pemain sepak bola usia muda di Eropa jauh lebih maju dan terstruktur. Program yang dimiliki mampu memberikan pemain muda kesempatan untuk berkembang dalam lingkungan yang jauh lebih kompetitif.

Sebaliknya, di Indonesia meskipun sudah memiliki upaya peningkatan pembinaan usia muda, namun masih ada beberapa tantangan dalam banyak aspek. Termasuk didalamnya fasilitas hingga pelatihan kurang memadai.

Sementara itu pembinaan sepak bola usia dini di Eropa cenderung diawasi secara ketat dan sesuai porsinya. Untuk usia dini sampai 12 tahun pemain hanya disuruh bermain bola demi kesenangan. Lanjut di usia 12 hingga 15 tahun kemampuan dasar serta konsep game ikut dihadirkan.

Baru di usia 15 sampai 17 tahun konsep bagaimana asupan gizi serta teori bermain sepak bola diberikan. Hingga usia 17 tahun keatas adalah membangun aspek-aspek mental. Sementara di Indonesia masih usia dini sudah harus menguasai banyak aspek seperti zonal marking, positioning dan abai terhadap beberapa pokok penting lainnya.

Itulah perbedaan sepak bola Indonesia dan Eropa yang bisa diketahui. Informasi ini memberikan pemahaman lebih jauh mengenai apa saja yang membedakan kualitas sepak bola kita dengan bangsa-bangsa Eropa.