Lebih Berbahaya Mata Silinder atau Minus?

Lebih Berbahaya Mata Silinder atau Minus

Mata minus (miopia) dan mata silinder (astigmatisme) adalah dua jenis gangguan refraksi yang umum terjadi dan dapat mempengaruhi kualitas penglihatan seseorang.

Memahami perbedaan antara keduanya penting untuk menentukan penanganan yang tepat.

Kedua kondisi ini memiliki penyebab, gejala, dan dampak yang berbeda pada kesehatan mata.

Mata minus terjadi ketika bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu melengkung, sehingga cahaya yang masuk tidak terfokus tepat pada retina, melainkan di depannya.

Akibatnya, objek yang jauh terlihat kabur, sementara objek dekat dapat dilihat dengan jelas.

Kondisi ini sering disebabkan oleh faktor genetik dan kebiasaan melihat dalam jarak dekat dalam waktu lama, seperti membaca atau menggunakan gadget.

Di sisi lain, mata silinder disebabkan oleh kelengkungan kornea atau lensa yang tidak merata, sehingga cahaya yang masuk dibiaskan ke beberapa arah dan tidak terfokus tepat pada retina.

Hal ini menyebabkan penglihatan kabur atau berbayang, baik untuk objek dekat maupun jauh.

Faktor genetik, cedera mata, atau komplikasi dari operasi mata sebelumnya dapat menjadi penyebab astigmatisme.

Gejala mata minus meliputi kesulitan melihat objek yang jauh, sering menyipitkan mata, sakit kepala, dan mata tegang.

Sementara itu, gejala mata silinder mencakup penglihatan buram atau ganda, kesulitan membedakan detail kecil, serta sering merasa lelah setelah membaca atau menggunakan komputer.

Baik mata minus maupun silinder dapat didiagnosis melalui pemeriksaan mata yang melibatkan pengukuran refraksi dan pemeriksaan struktur mata.

Koreksi untuk mata minus biasanya dilakukan dengan menggunakan kacamata berlensa cekung atau lensa kontak.

Lensa cekung membantu memfokuskan cahaya pada retina sehingga penglihatan menjadi jelas.

Untuk mata silinder, digunakan lensa silinder khusus yang dirancang untuk memperbaiki kelengkungan kornea yang tidak merata.

Selain itu, operasi refraktif seperti LASIK juga dapat menjadi solusi permanen untuk kedua kondisi tersebut.

Dampak jangka panjang dari mata minus dapat mencakup peningkatan risiko gangguan mata serius, seperti glaukoma dan retina yang robek.

Sedangkan mata silinder, jika tidak ditangani, dapat menyebabkan penglihatan kabur yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan meningkatkan risiko ketegangan mata.

Meskipun keduanya dapat diatasi dengan koreksi, pengawasan dan perawatan yang tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Untuk menjaga kesehatan mata, disarankan untuk rutin memeriksakan mata ke dokter, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan gangguan penglihatan.

Selain itu, mengadopsi gaya hidup sehat seperti menjaga jarak pandang saat membaca, menggunakan pencahayaan yang cukup, dan mengurangi waktu penggunaan layar juga sangat dianjurkan.

Baik mata minus maupun silinder memiliki dampak masing-masing pada penglihatan dan kualitas hidup.

Temukan artikel kesehatan lain di pafibojonegorokab.org.***