Vitiligo adalah kondisi kulit yang ditandai dengan hilangnya pigmen kulit sehingga menimbulkan bercak putih.
Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau ras.
Namun menurut pafikabyalimo.org, gejala vitiligo sering kali mulai muncul di usia muda, khususnya sebelum usia 30 tahun.
Selain itu, vitiligo juga dikenal sebagai penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel pigmen pada kulit.
Apa Itu Vitiligo?
Vitiligo adalah penyakit kronis yang menyebabkan bercak-bercak putih pada kulit akibat hilangnya melanin, pigmen alami yang memberikan warna pada kulit.
Menurut National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases (NIAMS), vitiligo terjadi ketika sel-sel melanosit yang memproduksi melanin mati atau berhenti bekerja.
Hilangnya melanin inilah yang menyebabkan terbentuknya bercak putih yang sering terlihat di wajah, tangan, atau bagian tubuh lainnya.
Para ahli belum sepenuhnya memahami apa yang menyebabkan melanosit berhenti bekerja atau mati.
Namun, vitiligo diklasifikasikan sebagai penyakit autoimun karena sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel tubuh sendiri, termasuk melanosit.
Penyebab Vitiligo
Penyebab pasti vitiligo hingga kini belum diketahui secara pasti.
Namun, menurut Mayo Clinic, ada beberapa faktor yang diyakini mempengaruhi munculnya vitiligo.
Pertama, faktor genetik turut memainkan peran penting, di mana seseorang dengan riwayat keluarga vitiligo memiliki risiko lebih tinggi.
Kedua, stres emosional atau fisik juga dapat memicu atau memperburuk kondisi ini.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan sinar matahari berlebihan dapat merusak melanosit dan memicu perkembangan vitiligo.
Gejala dan Tanda-Tanda Vitiligo
Gejala utama vitiligo adalah munculnya bercak-bercak putih pada kulit yang biasanya dimulai di area yang sering terpapar sinar matahari seperti wajah, tangan, dan kaki.
Bercak putih ini awalnya kecil namun dapat membesar seiring berjalannya waktu.
Selain itu, vitiligo juga dapat mempengaruhi rambut, menyebabkan uban pada usia dini, bahkan pada bulu mata atau alis.
Penderita vitiligo sering kali merasakan dampak psikologis yang signifikan akibat perubahan pada penampilan mereka.
Menurut American Academy of Dermatology (AAD), dampak psikologis dari vitiligo termasuk perasaan rendah diri, depresi, dan kecemasan.
Karena perubahan warna kulit yang signifikan, penderita sering kali merasa berbeda dari orang lain, terutama di masyarakat yang mengutamakan penampilan fisik.
Perawatan dan Pengobatan Vitiligo
Pengobatan vitiligo berfokus pada memperbaiki penampilan kulit dan membantu penderita untuk merasa lebih percaya diri.
Salah satu pilihan terapi adalah fototerapi, yaitu terapi dengan cahaya UV yang dapat membantu mengembalikan sebagian warna kulit.
Selain itu, krim kortikosteroid juga dapat digunakan untuk mengurangi peradangan dan membantu mengembalikan pigmen pada bercak putih.
Beberapa penderita juga memilih untuk menggunakan kosmetik untuk menutupi bercak putih, sebagai solusi sementara yang dapat meningkatkan kepercayaan diri mereka.
Namun, penting bagi penderita untuk berkonsultasi dengan dokter kulit sebelum memulai pengobatan, karena setiap pengobatan memiliki risiko dan efek sampingnya masing-masing.