Kulit kering ekstrem adalah kondisi kulit yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan membutuhkan perhatian khusus.
Kondisi ini menurut pafitikep.org, sering kali ditandai dengan kulit bersisik, pecah-pecah, dan bahkan terasa gatal.
Kulit kering ekstrem dapat muncul pada siapa saja, terutama pada orang dengan riwayat gangguan kulit atau sensitivitas terhadap produk perawatan tertentu.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari lingkungan, gaya hidup, hingga masalah kesehatan tertentu.
Mengetahui faktor-faktor penyebab kulit kering yang parah dapat membantu seseorang memilih perawatan kulit yang tepat, serta mengurangi risiko kulit kering di masa depan.
Kulit kering yang parah sering kali ditandai dengan permukaan kulit yang terasa kasar dan kusam.
Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya kelembapan di lapisan terluar kulit yang dikenal sebagai stratum korneum.
Ketika kulit kekurangan kelembapan, ia akan kehilangan kemampuannya untuk melindungi lapisan yang lebih dalam dari iritasi atau infeksi.
Tanda lainnya termasuk kulit yang terasa kencang dan tidak elastis, terutama setelah mandi atau mencuci tangan.
Kadang-kadang, kulit juga dapat menjadi kemerahan, menunjukkan adanya peradangan akibat kekeringan.
Salah satu penyebab umum dari kulit kering adalah lingkungan yang terlalu kering atau dingin.
Udara yang dingin dan kurangnya kelembapan di musim dingin, misalnya, dapat menyebabkan kulit kehilangan banyak air dan minyak alaminya.
Ini membuat kulit lebih rentan terhadap kekeringan dan pecah-pecah.
Faktor ini sering dialami oleh orang-orang yang tinggal di daerah dengan iklim kering atau yang menggunakan pemanas ruangan berlebihan di musim dingin.
Selain itu, paparan sinar matahari langsung yang berlebihan tanpa perlindungan juga dapat mengakibatkan kulit menjadi lebih kering dan rusak.
Selain faktor lingkungan, gaya hidup dan kebiasaan perawatan kulit juga memainkan peran penting dalam kesehatan kulit.
Terlalu sering mencuci kulit atau menggunakan produk yang keras, seperti sabun dengan pH tinggi, dapat mengikis lapisan pelindung alami kulit.
Hal ini menyebabkan kulit kehilangan kelembapan lebih cepat, terutama jika tidak diimbangi dengan penggunaan pelembap.
Penggunaan produk-produk seperti retinoid atau exfoliant kimia juga dapat menyebabkan iritasi dan kekeringan jika digunakan secara berlebihan.
Ada juga beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan kulit kering ekstrem, seperti dermatitis atopik, psoriasis, dan diabetes.
Kondisi-kondisi ini dapat mengganggu kemampuan kulit untuk mempertahankan kelembapan dan menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif.
Selain itu, beberapa gangguan hormon juga dapat mempengaruhi keseimbangan kelembapan kulit.
Misalnya, selama menopause, wanita mungkin mengalami kulit kering akibat penurunan hormon estrogen yang berfungsi menjaga kelembapan kulit.
Untuk mengatasi kulit kering ekstrem, penting untuk menggunakan pelembap yang kaya akan humektan dan emolien.
Humektan seperti asam hialuronat dapat menarik air ke dalam kulit, sementara emolien membantu menjaga kelembapan tersebut.
Pelembap dengan kandungan ceramide atau urea juga dapat bermanfaat karena membantu memperkuat penghalang kulit.
Disarankan untuk menghindari air panas saat mencuci kulit karena dapat menghilangkan minyak alami.
Mengaplikasikan pelembap segera setelah mandi atau mencuci tangan dapat membantu menjaga kelembapan kulit.