Lupus adalah penyakit autoimun kronis yang sering menunjukkan gejala pada kulit dan dapat disalahartikan sebagai kondisi lain.
Gejala lupus pada kulit biasanya muncul dalam bentuk ruam dan lesi yang menyerupai gejala penyakit kulit umum lainnya.
Penampilan fisik gejala lupus dapat menyulitkan diagnosis dan penanganan yang tepat bagi pasien.
Menurut pafikabkebumen.org, salah satu bentuk lupus yang sering terlihat pada kulit adalah discoid lupus erythematosus (DLE), yang memengaruhi permukaan kulit secara signifikan.
Discoid lupus erythematosus sering kali muncul dalam bentuk lesi bulat kemerahan yang menyerupai ruam atau luka bakar.
Lesi ini biasanya timbul di wajah, leher, dan kulit kepala, menyebabkan perubahan warna dan tekstur kulit.
Lesi DLE dapat meninggalkan bekas luka setelah sembuh, yang sering kali menjadi alasan pasien berkonsultasi dengan dokter kulit.
Selain DLE, lupus juga dapat muncul dalam bentuk subacute cutaneous lupus erythematosus (SCLE).
SCLE menyebabkan lesi yang cenderung lebih luas dan seringkali timbul pada area tubuh yang terkena sinar matahari.
Lesi SCLE biasanya tidak menimbulkan rasa nyeri, tetapi bisa sangat gatal, yang membuatnya semakin sulit dibedakan dari penyakit kulit lainnya.
Faktor sinar matahari diketahui memperburuk gejala lupus kulit, sehingga pasien sering disarankan untuk menghindari paparan langsung sinar matahari.
Gejala kulit pada lupus juga dapat berkembang menjadi lupus erythematosus sistemik (SLE), yang memengaruhi organ dalam tubuh.
SLE dapat memengaruhi sendi, ginjal, dan organ vital lainnya, sehingga penanganan lupus kulit sangat penting untuk mencegah perkembangan lebih lanjut.
Pentingnya diagnosis tepat waktu menjadi lebih krusial karena banyak gejala lupus yang mirip dengan penyakit kulit lainnya.
Konsultasi dengan dokter spesialis kulit atau reumatologi sangat dianjurkan bagi mereka yang memiliki gejala kulit seperti ruam merah dan lesi yang sulit sembuh.
Menurut Mayo Clinic, diagnosis lupus pada kulit biasanya memerlukan tes darah dan biopsi kulit untuk menentukan keparahan penyakit.
Pengobatan lupus pada kulit melibatkan penggunaan krim steroid topikal dan obat-obatan imunosupresif untuk mengontrol peradangan.
Selain pengobatan medis, pasien lupus kulit disarankan untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti menghindari paparan sinar UV.
Dalam beberapa kasus, lupus kulit dapat memengaruhi kualitas hidup pasien secara signifikan, sehingga memerlukan dukungan psikologis.
Menurut American College of Rheumatology, pasien dengan gejala lupus kulit disarankan untuk tetap aktif berkonsultasi dengan dokter guna memantau perkembangan penyakit mereka.
Kesadaran tentang gejala lupus pada kulit dapat membantu banyak orang untuk lebih waspada terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh mereka.
Gejala lupus pada kulit yang sering disalahartikan dengan kondisi lain membutuhkan perhatian medis segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.