Dermatitis adalah kondisi kulit yang umum dan dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya.
Kondisi ini ditandai oleh peradangan pada kulit, yang dapat menimbulkan gatal, kemerahan, serta iritasi.
Dermatitis sering kali terjadi karena respons kulit terhadap alergen, iritasi, atau faktor genetik.
Meski demikian, banyak orang yang tidak memahami sepenuhnya mengenai apa itu dermatitis dan bagaimana mengenali gejalanya.
Menurut pafipcbangli.org, dermatitis merupakan istilah medis untuk kondisi kulit yang meradang.
Kondisi ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti dermatitis atopik, dermatitis kontak, atau dermatitis seboroik.
Setiap jenis dermatitis memiliki penyebab yang berbeda dan muncul di bagian tubuh tertentu.
Dermatitis atopik, misalnya, merupakan bentuk eksim kronis yang lebih sering terjadi pada anak-anak tetapi bisa bertahan hingga dewasa.
Sementara itu, dermatitis kontak adalah reaksi alergi yang terjadi saat kulit bersentuhan langsung dengan bahan tertentu.
Kondisi dermatitis seboroik, di sisi lain, cenderung mempengaruhi area berminyak seperti kulit kepala dan menyebabkan ketombe serta bercak kulit yang bersisik.
Dermatitis dapat terjadi karena faktor eksternal maupun internal.
Faktor eksternal meliputi paparan alergen atau bahan kimia yang mengiritasi kulit.
Beberapa produk rumah tangga, seperti sabun, deterjen, atau kosmetik, mengandung bahan yang dapat memicu dermatitis pada kulit sensitif.
Selain itu, lingkungan berdebu atau cuaca ekstrem juga dapat meningkatkan risiko terjadinya dermatitis.
Faktor internal meliputi genetik, kondisi sistem kekebalan tubuh, serta riwayat alergi.
Orang dengan riwayat alergi, asma, atau kondisi atopik lainnya cenderung lebih rentan mengalami dermatitis.
Gejala dermatitis bisa bervariasi tergantung pada jenis dan lokasi peradangan.
Secara umum, gejala utama dermatitis meliputi kemerahan, gatal, kulit kering atau bersisik, hingga munculnya lepuhan.
Gejala ini sering kali membuat penderitanya tidak nyaman dan terganggu dalam beraktivitas sehari-hari.
Pada kasus dermatitis atopik, gejala yang muncul biasanya berupa kulit kering dan gatal, terutama pada lipatan tubuh seperti siku atau belakang lutut.
Sementara itu, dermatitis kontak biasanya ditandai oleh ruam merah di area yang kontak langsung dengan alergen atau iritan.
Diagnosis dermatitis dilakukan oleh dokter melalui pemeriksaan fisik dan riwayat medis pasien.
Dokter mungkin akan bertanya tentang gejala, riwayat alergi, atau paparan bahan kimia yang mungkin menjadi pemicu.
Jika diperlukan, tes alergi kulit atau patch test dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti dari dermatitis kontak.
Penanganan dermatitis umumnya berfokus pada meredakan gejala dan mencegah kambuhnya kondisi.
Perawatan dasar meliputi penggunaan pelembap, antihistamin untuk mengurangi gatal, dan krim kortikosteroid yang diresepkan dokter untuk mengurangi peradangan.
Selain itu, menghindari alergen atau iritan yang memicu dermatitis sangat penting dalam mengendalikan gejala.
Bagi penderita dermatitis atopik, menjaga kelembapan kulit dan menghindari pemicu seperti debu atau bulu hewan peliharaan dapat membantu mengurangi kambuhnya kondisi.
Sementara untuk dermatitis seboroik, perawatan biasanya melibatkan penggunaan sampo antijamur atau krim khusus untuk mengatasi ketombe dan peradangan pada kulit kepala.
Dermatitis adalah kondisi yang umum terjadi dan dapat dikelola dengan perawatan yang tepat.
Mengenali penyebab dan gejala dermatitis dapat membantu penderita dalam mengambil langkah pencegahan dan mengurangi risiko kambuh.
Jika gejala semakin parah atau tidak mereda dengan perawatan rumahan, konsultasi dengan profesional kesehatan sangat dianjurkan.